Sabtu, 17 Maret 2012

Pidato Bung Tomo Kobarkan Semangat Rakyat Surabaya

Surabaya – Bung Tomo membakar semangat ribuan rakyat Surabaya dalam pidato singkatnya (10/11/1945). Pidato yang dihadiri seluruh warga Surabaya dari segala penjuru itu guna membangkitkan rasa patriotisme dan nasionalisme rakyat Surabaya dalam menghadapi Tentara Sekutu.
“Mereka telah minta supaya Kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera putih, tanda bahwa Kita menyerah kepada Mereka.” Tutur Bung Tomo yang ketika itu menjabat sebagai Pemimpin Redaksi di Antara. “Semboyan Kita Tetap : Merdeka atau Mati!” Ungkap Bung Tomo dalam pidato penuh semangat tersebut.
Kobaran semangat Bung Tomo yang membara, dapat mengalir ke seluruh rakyat Surabaya yang hadir saat itu. “Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah. Yang dapat membikin secarik kain putih, merah dan putih. Maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga.” Inilah tiga kalimat sarat makna ungkapan Bung Tomo.
Bung Tomo yang nama aslinya Soetomo ini memberikan keyakinan bahwa kita ada di pihak yang benar. “Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Merdeka!!!” Ungkap Bung Tomo menutup pidatonya di Surabaya tersebut.
Pidato yang berdurasi sekitar tujuh menit ini menjadi awal mula sejarah Hari Pahlawan bagi bangsa Indonesia. Peristiwa 10 November 1945 merupakan pertemuran terberat dalam revolusi Indonesia. Untuk itu, perlu kiranya kita sebagai Bangsa Indonesia yang telah merdeka dapat menghargai jasa-jasa para pahlawan yang telah memerdekakan Bangsa ini.(Ade)

 ======================================================
Berikut isi pidato Bung Tomo 10 November 1945
Bismillahirrohmanirrohim..
MERDEKA!!!

Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia terutama saudara-saudara penduduk kota Surabaya.
Kita semuanya telah mengetahui.
Bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua.
Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan,
menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangannya tentara Jepang.
Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan.
Mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka

Saudara-saudara….
Di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya.
Pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku,
Pemuda-pemuda yang berawal dari Sulawesi,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan,
Pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera,
Pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini.
Di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing.
Dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung.
Telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol.
Telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana.
Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-saudara.
Dengan mendatangkan Presiden dan pemimpin2 lainnya ke Surabaya ini.
Maka kita ini tunduk utuk memberhentikan pentempuran.
Tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri.
Dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya.

Saudara-saudara kita semuanya.
Kita bangsa indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris itu,
dan kalau pimpinan tentara inggris yang ada di Surabaya.
Ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia.
Ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indoneisa yang ada di Surabaya ini.
Dengarkanlah ini tentara Inggris.
Ini jawaban kita.
Ini jawaban rakyat Surabaya.
Ini jawaban pemuda Indoneisa kepada kau sekalian.

Hai tentara Inggris!
Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu.
Kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu.
Kau menyuruh kita membawa senjata2 yang telah kita rampas dari tentara jepang untuk diserahkan kepadamu
Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada tetapi inilah jawaban kita:
Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah
Yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih
Maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga


Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting!
Tetapi saya peringatkan sekali lagi.
Jangan mulai menembak,
Baru kalau kita ditembak,

Maka kita akan ganti menyerang mereka itukita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka.
Dan untuk kita saudara-saudara….
Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka.
Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!

Dan kita yakin saudara-saudara….
Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita,
Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar.
Percayalah saudara-saudara.
Tuhan akan melindungi kita sekalian.

Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!
MERDEKA!!!
oleh Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar