IMPLEMENTASI ADAT MELAYU DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1.
Bidang
Pendidikan
Orang
Melayu sangat mengagungkan pendidikan, hal ini dapat kita lihat pada Gurindam
Duabelas gubahan Raja Ali Haji pada pasal yang pertama, kelima dan keduabelas.
Pasal Yang
Pertama
Barangsiapa
tidak mengenal agama
Sekali-kali
tiada boleh dbilang nama
Pasal Yang
Kelima
Jika
hendak mengenal orang yang berilmu
Bertanya
dan belajarlah tiada jemu
Pasal Yang
Keduabelas
Kasihankan
orang yang berilmu
Tanda
rahmat atas dirimu
Sesuai
dengan Petua orang tua-tua dahulu:
Tunjuk pada yang
elok
Mengajar pada
yang benar
Mendidik pada
yang baik
Mencontoh pada
yang senonoh
Meneladan pada
yang sepadan
Meniru pada yang
sejudu
Memakai pada
yang sesuai
Kepada
yang akan menuntut ilmu keluar dari kampung halamannya, maka orang-orang tua
berpesan “kalau kamu ingin menuntut ilmu di negeri orang maka lemparkanlah batu
ke dasar laut, kalau batu itu belum timbul maka janganlah kamu pulang.”
2.
Adab
Makan dan Minum
a.
Cara
menghidangkan makanan
-
Makan duduk di lantai
Pada umumnya dahulu
orang tua-tua Melayu adalah sangat sederhana. Mereka tidak memerlukan meja
makan untuk keluarga, untuk itu mereka sekeluarga makan bersama-sama di lantai.
Makanan di hidangkan menggunakan talam lengkap dengan tudung saji ataupun
dengan meghamparkan seprah, baru makanan dihidangkan di atas seprah terebut.
Adapun urutan
menghidangkan makanan adalah sebagai berikut :
= Membentangkan
seprah
= Air minum
dihidangkan terlebih dahulu (gelas kosong beserta kendi air)
= Piring makan
dan tempat basuh tangan yang kedua
= Yang ketiga
baru letakkan mangkuk nasi
= Terakhir lauk
pauk dan kue muih pencuci mulut.
b.
Tata
Cara Makan
-
Mencuci tangan sebelum makan
-
Meminum air segelas atau setengahnya,
agar terhindar dari sakit usus (maag) nanti.
-
Menyendok nasi oleh orang yang muda
-
Mengambil makanan dengan tangan kanan.
-
Membaca Basmalah dan doa makan sebelum
makan dan minum.
-
Mengambil makanan yang di depan kita
(yang dekat) terlebih dahulu.
-
Mengambil lauk-pauk dengan sendok,
hendaklah dipegang pada pangkal sendok.
-
Sewaktu mengunyah, mulut tidak berbunyi.
-
Hindari bercakap-cakap diwaktu makan.
-
Membaca Hamdalah setelah selesai makan
dan minum.
-
Kalau ingin berhenti makan lebih dahulu,
maka sebagai sikap sopan santun minta izin berhenti makan.
-
Selesai makan maka mencuci tangan dengan
menyiramkan tangan sedikit dengan air kepiring sendiri, baru kemudian mencelup
/ menyiramkan tangan ke dalam tempat basuh tangan.
-
Makan hendaklah bersama-sama, karena
makan berjamaah mendatangkan berkah. Tuan rumah jangan berhenti dahulu sebelum
para tamu selesai makan.
3.
Adab
Bersolek atau Berhias
Bersolek
atau berhias adalah kebutuhan dalam kehidupan manusia, tujuannya agar menambah
semangat dan kegairahan dalam menjalani kehidupan. Namun keindahan yang
ditampilkan oleh manusia berada dalam batas-batas kewajaran dan tidak
berlebihan.
Pada
umumnya bersolek atau berhias yang ditampilkan oleh orang Melayu dahulu
mencakup untuk bersolek untuk keperluan sehari-hari ataupun upacara adat
seperti perkawinan. Dapat diketengahkan bahwa adab bersolek itu sebagai berikut
:
a. Pada
umumnya wanita-wanita dahulu berambut panjang, oleh karena itu di dalam
kehidupan sehari-hari terutama bagi kaum ibu/wanita dewasa selalu menanggulkan
rambutnya yang panjang di atas kepala bagian belakang yang disebut oleh
sebagian daerah Melayu dengan sebutan “siput”, sedangkan untuk menghadiri suatu
adat perkawinan selalu menggunakan “siput sanggul (dara sunti)”. Sedangkan bagi
anak-anak yang belum kawin atau masih kecil maka rambutnya dianyam memanjang ke
bawah yang disebut “tocang” ataupun bersiput dua disebelah kiri kanan.
b. Untuk
mendapatkan keindahan alis mata biasanya digunakan celak berasal dari Arab yang
dibawa oleh jamaah haji ataupun oleh para pedagang Arab dan India.
c. Untuk
mendapatkan keharuman badan dan pakaian memakai minyak wangi yang tidak
beralkohol.
d. Adab
bercermin atau berkaca.
Dipesankan oleh
orangtua untuk berdoa antara lain :
Air
sebulang kace
Air
diminum dipinang mude
Sri
naik ke mukeku
Sri
baginde Rasulullah
Ya
Allah ya Tuhanku
Engkau
telah cantikkan wajahku
Maka
cantikkan pulalah akhlakku
4.
Adab
Mandi
Pada
umumnya rumah-rumah orang dahulu tidak dilengkapi dengan kamar mandi. Pada
umumnya mereka mandi di perigi galian yang berada di luar pekarangan rumah.
Setiap rumah biasanya memiliki dua perigi.
Satu untuk perigi mandi dan satu untuk air minum. Perigi mandi digunakan
untuk mandi dan biasanya dilengkapi dengan tempat mencuci pakaian dan diberi
dinding yang terbuat dari papan, kulit kayu ataupun daun yang biasanya
digunakan untuk atap rumah, sedangkan perigi minum biasanya tidak dilengkapi
dengan dinding.
Ada
anjuran dari orang tua-tua dahulu apabila akan mandi antara lain :
a. Memakai
kain basahan (tidak telanjang) meskipun dalam ruangan tertutup.
b. Mandi
pagi dianjurkan sebelum subuh, sedangkan mandi petang sebelum ashar dengan
tujuan agar terhindar dari penyakit encok (rematik). Orang tua dahulu sangat
melarang mandi pada waktu menjelang maghrib atau malam hari (sebelum pukul
24.00).
c. Pada
bulan-bulan tertentu (akhir syaban) masyarakat melakukan mandi berlangsir
(sejenis kayu langir) ataupun berlimau.
d. Mandi
syafar, kebiasaan orang Melayu setiap tahun pada bulan Syafar maka mereka akan
mandi syafar. Mandi syafar ini tujuannya semoga terhindar dari segala bala atau
musibah.
5.
Adab
Menggosok Gigi
Sebelum
menggosok gigi, orang tua-tua dahulu menganjurkan agar sebelum kita menggosok
gigi agar terlebih dahulu membasuh kedua tangan, berkumur, membasuh hidung,
mata kanan dan kiri dengan tujuan terhindar daripada sakit gigi.
6.
Adab
Buang Air Besar
Kehidupan
dahulu sangat sederhana, sehingga tidak semua rumah tangga menyediakan
WC/Jamban atau disebut dengan kakus secara memadai. Namun untuk membuang air
besar ada anjuran orang tua-tua dahulu seperti berikut:
a. Masuk
kakus mendahulukan kaki kiri dan keluar dengan mendahulukan kaki kanan.
b. Ketika
buang air besar tida telanjang.
c. Posisi
duduk tidak menghadap kiblat atau membelakangi kiblat.
d. Posisi
duduk mencangkung, siku diletakkan di atas lutut, kedua telapak tangan di atas
kepala sebagai penutup kepala. Oleh orang tua-tua dahulu posisi ini untuk
mencegah sakit pinggang.
e. Mencucinya
dengan tangan kiri sampai hilang bau, rasa dan warna najis.
7.
Adab
Buang Air Kecil
a. Dianjurkan
jongkok dan tida berdiri. Menurut orang tua-tua dulu buang air kecil dengan
posisi jongkok dapat terhidar dari penyakit susah kencing (prostat).
b. Tidak
pada lubang-lubang yang ada di tanah.
c. Membasuh
kencing sambil berdehem-dehem dan diurut bagian bawah bagi laki-laki.
8.
Adab
Tidur
Orang
tua-tua dahulu menyampaikan pesan kepada anak cucunya jika akan tidur maka
hendaklah sebagai berikut :
a. Membasuh
kaki dan membuang air kecil
b. Kaki
tidak mengarah ke kiblat tetapi ke arah selatan, utara atau timur.
c. Bagi
yang sudah berkeluarga dianjurkan untuk memakai selimut.
Sebagai
catatan bahwa pada umumnya rumah orang Melayu pada zaman dahulu tida dilegkapi
dengan kamar tidur yang cukup. Mereka tidur di tempat yang berhamparan. Kecuali
bagi pengantin baru, biasanya di tempatkan di tempat tidur ranjang besi yang
bertiang dan dihiasi dengan kelambu dan tabir. Lampupun diletakka di tengah
ruangan untuk penerangan satu buah rumah besar.
9.
Adab
Memotong Kuku
Memelihara
kuku atau memanjangkannya merupakan hal yang tidak disukai oleh orang dahulu.
Dalam hal memotong kuku, maka orang tua-tua mengajarkan sebagai berikut :
a. Memotong
kuku hendaknya dilakukan pada hari senin, kamis dan jumat. Menurut mereka hari
tersebut menghilangkan penyakit, sedangkan pada hari lainnya memanggil
penyakit.
b. Memotong
kuku dimulai dari sebelah kanan pada jari telunjuk, karena diutamakan dalam
sholat, kemudian jari tengah, jari manis, kelingking kanan, kemudian pindah ke
kiri, jari manis kiri, jari tengah kiri, jari telunjuk kiri dan ibu jari kiri,
selanjutnya pindah ke kanan pada ibu jari kanan.
c. Untuk
memotong kuku jari kaki dimulai dari jari kelingking kaki kanan sampai jari
kelingking kaki kiri.
d. Dianjurkan
untuk menanam kuku yang telah dipotong atau diletakkan di bawah pohon. Jangan
sekali-kali dibuang di tempat kotor atau WC atau kakus.
10. Adab Berpakaian
Tata
cara berpakaian sehari-hari adalah sebagai berikut :
a. Memakai
baju harus tangan kanan dahulu, baru kemudian tangan kiri dengan membaca
Basmalah.
b. Memakai
celana harus kaki kanan dahulu, baru kemudian kaki kiri dengan membaca
Basmalah.
c. Memakai
sandal atau sepatu harus kaki kanan dahulu, baru kemudian kaki kiri dengan
membaca Basmalah.
d. Membuka
dan menanggalkan pakaian adalah sebaliknya.
11. Adab Bertamu
Dianjurkan
kepada orang Melayu, kalau bertamu berpeganglah pada tata tertib sebagai
berikut :
a. Dahulu
sampai kemudia tiba (beri tahu dahulu).
b. Bertamu
adalah untuk silaturahmi atau tujuan lainnya.
c. Mengucapkan
salam, kalau sudah sampai memanggil atau mengetuk pintu tiga kali dan jika
tidak dijawab maka pulanglah kita.
d. Bersalaman
/ berjabat tangan dengan tuan rumah.
e. Tidak
duduk menghadap ke dalam rumah.
f. Mata
jangan liar.
g. Berkata-katalah
yang sopan.
h. Tidak
menegur (menyalahi) jamuan / hidangan seperti kurang asin atau pedas.
i.
Tidak melahap makanan sampai habis.
j.
Pada waktu bertamu yang setepatnya.
12. Adab Bicara
Bicara
sedikit tapi menyenangkan, tidak ada yang terbuang percuma, teratur bagai
manik-manik yang tersusun rapi tidak berhamburan. Walaupun ringkas namun semua
maksud tercakup di dalamnya. Tertarik dengan pembicaraan orang lain, apabila
sebagai pendengar, jangan bicara yang kotor-kotor, bohong, fitnah dan gunjing.
13. Adab Menegur Orang
Salah
a. Yang
bersalah disuruh duduk.
b. Yang
meegur harus duduk juga, jangan menegur sambil berjalan hilir mudik tanpa jelas
objek yang ditegur.
c. Tegurlah
kesalahannya dengan alasan yang tepat.
d. Jangan
menegur dengan kata-kata kasar tetapi berlembutlah dengan mereka.
e. Jangan
timbul dendam kesumat.
14. Menghadapi Orangtua
yang sedang Marah
a. Jangan
sekali-kali meninggalkan orangtua sedang marah, terus duduk dan diam.
b. Jangan
menjawab ucapannya walaupun merasa benar, kalau disuruh menjawab jangan berdiri
atau sambil berjalan-jalan.
c. Jangan
melihat muka orangtua tetapi tunduk baru melihat apabila disuruh.
d. Setelah
selesai pandai-pandai mengambil hati orangtua, antara lain membantu / menolong orangtua
bekerja.
Seperti
pantun yang berbunyi :
Kalau ingat hidup kan mati
Tentu terbayang azab neraka
Kalau ingat perintah ilahi
Tentu tak mau berbuat durhaka
15. Adab Berjalan di
Hadapan Orang-orang Tua
a. Bungkukkan
badan sedikit
b. Acungkan
tangan kanan ke depan
c. Bersalaman
kepada orang-orang yang patut disalami
d. Ucaplah
“Maaf Pak/Ibu saya numpang lewat/lalu”
Seperti
Gurindam Dua Belas Pasal ke 5 yang berbunyi :
Jika
hendak mengenal orang yang baik perangai
Lihatlah
pada ketika bercampur dengan orang ramai
16. Adab Keluar Rumah
a. Memberitahu
/ minta izin kepada seisi rumah.
b. Kalau
perjalanan keluar rumah dengan jangka waktu yang lama harus bersalaman /
berjabat tangan dengan seisi rumah.
c. Ketika
akan keluar rumah mengucapkan salam “Assalammualaikum”.
d. Berdoa
“Ya Allah, aku pertaruhkan diriku dan seisi rumah kepadaMu ya Allah,
permudahlah dan selamatkan perjalananku/kami.
e. Jangan
menoleh ke belakang lagi.
Catatan :
a. Nasehat
orang tua-tua jika menoleh ke belakang, dirantau nanti selalu ingin pulang
kampung (balik rumah).
b. Kalau
ada sesuatu yang tertinggal maka dijemput saja tetapi harus menunggu sekitar 5
menit dan berbuat sesuatu seakan-akan kita belum melangkah keluar rumah,
seperti minum air.
c. Kalau
mau keluar lagi, ulangi sepeti yang tersebut diatas.
17. Adab Berjalan /
Berjabat Tangan
a. Yang
muda mendekati yang tua
b. Yang
berdiri mendekati yang duduk.
c. Yang
berjalan mendekati yang diam.
d. Kalau
ada hubungan keluarga/sahabat lama dari orangtua maka yang muda mencium tangan
yang tua atau berpelukan.
e. Sebaliknya dengan
mengucapkan “maaf lahir bathin”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar