Kamis, 29 Maret 2012

Ibrahim, Mahasiswa yang Jadi Ketua RW


KETUA RW - Ibrahim, mahasiswa yang merangkap menjadi ketua RW didaerahnya
Di beberapa tempat, ketua Rukun Warga (RW) adalah tokoh masyarakat atau orang yang dituakan dan dianggap mampu menjadi pengayom masyarakat. Bahkan untuk menjadi ketua RW pun ada yang harus mengikuti pemilihan sebagaimana pilpres atau pilwako.
Ibrahim (35) seorang mahasiswa UMRAH (Universitas Maritim Raja Ali Haji) menjadi Ketua RW di Desa Tembeling.  Lelaki yang menginjak semester VI di UMRAH ini juga bekerja sebagai buruh lepas disamping profesinya sebagai ketua RW.
Sehari – harinya Ibrahim menghabiskan waktunya sendiri di rumahnya jalan Kampung Buluh RT. 01 RW 03 Tembeling. Lelaki yang menikahi Guru PNS di tahun 2002 ini terpaksa harus jauh dari keluarga kecilnya. “Ya, terpaksa lah harus jauh dari anak istrinya.” Ungkap Ibrahim.
Masa sekolah Ibrahim hanya dapat dilaluinya dengan mengambil paket, “Saya baru mengambil Paket B tahun 2003 dan Paket C tahun 2006.” Tuturnya. Pilihannya untuk mengambil paket diputuskan sejak Ia memiliki anak pertama. “Dan Alhamdulillah sekarang bisa kuliah dengan umur segini.” Ungkap ayah 2 anak ini.
Pekerjaannya sebagai Ketua RW tidak menyurutkan tekadnya menjalani kuliah. Ia tetap aktif berkuliah meski sulit membagi waktunya untuk kuliah dan mengerjakan tugas. “Kuliah saya tak terganggu, hanya kadang saya sulit bagi waktu jika ada rapat saat jam kuliah, belum lagi kalau ada tugas-tugas kuliah.” Tuturnya.
Ibrahim merasa senang menjalani aktifitasnya sebagai Mahasiswa, Buruh Lepas, dan Ketua RW. Pekerjaan rangkap yang dijalani Ibrahim patut diacung jempol. Belum lagi Ia harus jauh dari keluarganya yang berdomisili di Pulau Cempa Desa Pasir Panjang Kecamatan Senayang Kabupaten Lingga.
Lelaki yang ditunjuk menjadi RW sejak awal januari 2011 lalu dilantik oleh Bupati Bintan, Ansar Ahmad. Tugas seorang RW adalah melayani kebutuhan masyarakat, hal serupa juga dilaksanakan oleh Ibrahim. “Tugas saya hanya menyetujui laporan RT mengenai surat pengantar pembuatan KTP, surat keterangan pindah yang kemudian diteruskan ke Kantor Lurah dan lain-lain.” Terangnya.
Ibrahim tidak pernah mengeluh tugasnya sebagai seorang RW, “Selama ini semua masih bisa ditangani.” Ungkapnya. Ibrahim juga mendapat insentif atas profesinya dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan. “Saya mendapat insentif Rp. 300 ribu rupiah perbulan.” Ungkapnya. “Pembagian insentif ini dilaksanakan di Aula Kecamatan per Kecamatan.” Terangnya.
Selain menjadi Ketua RW Ibrahim bekerja sebagai buruh lepas untuk mencari penghasilan sampingan. “Kadang saya ngojek kalau ada penumpang.” Tutur Ibrahim. “Kadang ngambil upah menebas kebun, dan sering juga ngantar barang titipan ke pulau Senayang lewat kapal ikan.” Ujar mantan nelayan ini. Semua pekerjaan mampu Ia kerjakan asalkan halal. (Ade)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar