KETUA RW - Ibrahim, mahasiswa yang merangkap menjadi ketua RW didaerahnya |
Di beberapa tempat,
ketua Rukun Warga (RW) adalah tokoh masyarakat atau orang yang dituakan dan
dianggap mampu menjadi pengayom masyarakat. Bahkan untuk menjadi ketua RW pun
ada yang harus mengikuti pemilihan sebagaimana pilpres atau pilwako.
Ibrahim (35) seorang
mahasiswa UMRAH (Universitas Maritim Raja Ali Haji) menjadi Ketua RW di Desa
Tembeling. Lelaki yang menginjak
semester VI di UMRAH ini juga bekerja sebagai buruh lepas disamping profesinya
sebagai ketua RW.
Sehari – harinya
Ibrahim menghabiskan waktunya sendiri di rumahnya jalan Kampung Buluh RT. 01 RW
03 Tembeling. Lelaki yang menikahi Guru PNS di tahun 2002 ini terpaksa harus
jauh dari keluarga kecilnya. “Ya, terpaksa lah harus jauh dari anak istrinya.”
Ungkap Ibrahim.
Masa sekolah Ibrahim
hanya dapat dilaluinya dengan mengambil paket, “Saya baru mengambil Paket B
tahun 2003 dan Paket C tahun 2006.” Tuturnya. Pilihannya untuk mengambil paket
diputuskan sejak Ia memiliki anak pertama. “Dan Alhamdulillah sekarang bisa
kuliah dengan umur segini.” Ungkap ayah 2 anak ini.
Pekerjaannya sebagai
Ketua RW tidak menyurutkan tekadnya menjalani kuliah. Ia tetap aktif berkuliah
meski sulit membagi waktunya untuk kuliah dan mengerjakan tugas. “Kuliah saya
tak terganggu, hanya kadang saya sulit bagi waktu jika ada rapat saat jam
kuliah, belum lagi kalau ada tugas-tugas kuliah.” Tuturnya.
Ibrahim merasa senang
menjalani aktifitasnya sebagai Mahasiswa, Buruh Lepas, dan Ketua RW. Pekerjaan
rangkap yang dijalani Ibrahim patut diacung jempol. Belum lagi Ia harus jauh
dari keluarganya yang berdomisili di Pulau Cempa Desa Pasir Panjang Kecamatan
Senayang Kabupaten Lingga.
Lelaki yang ditunjuk
menjadi RW sejak awal januari 2011 lalu dilantik oleh Bupati Bintan, Ansar
Ahmad. Tugas seorang RW adalah melayani kebutuhan masyarakat, hal serupa juga
dilaksanakan oleh Ibrahim. “Tugas saya hanya menyetujui laporan RT mengenai
surat pengantar pembuatan KTP, surat keterangan pindah yang kemudian diteruskan
ke Kantor Lurah dan lain-lain.” Terangnya.
Ibrahim tidak pernah
mengeluh tugasnya sebagai seorang RW, “Selama ini semua masih bisa ditangani.”
Ungkapnya. Ibrahim juga mendapat insentif atas profesinya dari Pemerintah
Daerah Kabupaten Bintan. “Saya mendapat insentif Rp. 300 ribu rupiah perbulan.”
Ungkapnya. “Pembagian insentif ini dilaksanakan di Aula Kecamatan per
Kecamatan.” Terangnya.
Selain menjadi Ketua RW
Ibrahim bekerja sebagai buruh lepas untuk mencari penghasilan sampingan.
“Kadang saya ngojek kalau ada penumpang.” Tutur Ibrahim. “Kadang ngambil upah
menebas kebun, dan sering juga ngantar barang titipan ke pulau Senayang lewat
kapal ikan.” Ujar mantan nelayan ini. Semua pekerjaan mampu Ia kerjakan asalkan
halal. (Ade)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar