Jumat, 08 Juni 2012

ETNIS TIONGHOA DALAM ATURAN MEMAKAI CINCIN


 Bagi sebagian besar orang cincin hanya sebuah perhiasan yang dipasang di jari tangan. Bagi orang Tionghoa, pemakaian cincin tidak boleh sembarangan dan harus ada aturannya. Menurut Edi, warga keturunan Tionghoa di Tanjungpinang, Minggu (18/3), sebuah cincin punya aturan dalam pemakaiannya.

Sebab, sebuah cincin punya arti yang sangat kuat jika dipasang pada jari tertentu. Salah satu contohnya, cincin yang dipasang di jari tengah pada tangan sebelah kiri bermakna orang itu dalam masa tunangan.

Jika cincin tadi dipasang pada jari tengan tangan sebelah kiri, maka orang tersebut sudah menikah. Baik dalam masa tunangan ataupun berstatus menikah, sebuah cincin harus dipasang di jari tangan sebelah kiri. Sebaliknya, bila sebuah cincin dipasang pada jari tangan sebelah kanan, maka orang tersebut menandakan belum menikah. Aturan itu harus dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.

Misalnya, seorang wanita yang memasang cincin di jari kanan, padahal sudah menikah, akan dikejar-kejar pria lain. Untuk diketahui, pemakaian cincin kebudayaan barat tidak juah berbeda dengan kebudayaan timur. Bagi orang barat, pemakaian cincin di jari tangan kiri merupakan sebuah keberuntungan dari Tuhan. Maka dari itu, sebuah cincin yang dipasang di sebelah kiri dianggap sangat bermakna.

Ada beberapa tren pemakaian cincin bagi orang barat seperti, cincin yang dipasang di jari telunjuk menandakan pria atau wanita itu belum menikah. Di jari tengah bermakna, dalam masa pacaran. Di pasang di jari manis menyimbolkan, telah bertunangan atau menikah. Dan terakhir, bila cincin tadi dipasang pada jari kelingkingberarti belum ada pasangan.

Bagi banyak orang, pemakaian cincin perkawinan baik di sebelah kiri atau kanan bukan sebuah permasalahan. Yang jelas, cincin tadi dikenakan pada jari manis. Untuk cincin lain, selain cincin pernikahan, bebas dipasang dimana saja. Tidak ada aturan atau larangan. [Sumber : Siao Wei/Tanjung Pinang]